Menurut Landy & Becker (1987) teori motivasi dikategorikan dalam 5 macam yaitu : teori kebutuhan (need theory), teori keadilan (equity theory), teori ekpektansi (expectancy theory) dan teori penetapan tujuan (goal-setting theory) ·
Mungkin aman saja untuk mengatakan bahwa teory yang paling terkenal tentang motivasi adalah teori hirarki kebutuhan dari Abraham Maslow. Ia menghipotesa bahwa setiap orang melekat suatu hirarki kebutuhan yang terdiri dari :
- Kebutuhan Fisiologis ( Physiological-need ) termasuk lapar, haus, tempat berteduh, kebutuhan seks, dan kebutuhan jasmaniah lainnya
- Kebutuhan rasa aman ( Safety-need ) termasuk jaminan serta perlindungan terhadap gangguan emosi
- Kebutuhan social ( Social-need ) rasa kasih sayang, termasuk rasa memiliki, rasa menerima, dan persahabatan
- Kebutuhan penghargaan ( Estreem-need ) penghargaan internal, seperti harga diri, otonomi, keberhasilan, dan dua factor penghargaan eksternal, seperti status, pengakuan dan perhatian
- Kebutuhan aktualisasi diri ( Self-actualization-need ) Dorongan untuk mewujudkan kemampuan seseorang, termasuk pertumbuhan, pemenuhan potensi, dan pemenuhan keinginan diri sendiri
Maslow membagi kelima tingkatan kebutuhan tersebut kedalam kebutuhan yang lebih tinggi dan kebutuhan yang lebih rendah. Kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman disebut sebagai Lower order needs, dan social, penghargaan serta aktualisasi diri sebagai higher order – needs. Perbedaan atas kedua kelompok tersebut didasarkan atas suatu premis bahwa kelompok kebutuhan yang lebih tinggi akan terpenuhi sendiri (internally) sedangkan kelompok yang lebih rendah terutama terpenuhi secara eksternal (seperti, dengan gaji dalam bentuk uang, kontrak – kontrak, dan jabatan)
- Teori Erg dari Clayton P. Alderifer (1972) yaitu terkenal dengan teori (ERG yaitu Existence needs=E, Relatedness needs = R dan Growth needs = G)
- Teori kebutuhan mencapai prestasi dan McClelland (1940) motivasi berbeda-beda sesuai dengan kekuatan kebutuhan seseorang akan prestasi
- Teori Higiene motivator dari Frederick Herzberg (1959) Teory ini dikemukakan oleh seorang psikologi bernama Frederick Herzberg. Menurut pendapatnya keterkaitan seseorang dengan pekerjaannya adalah hal yang mendasar dan bahwa dengan melihat bagaimana sikapnya terhadap pekerjaan kita bisa menentukan dengan tepat apakah karyawan akan berhasil atau mengalami kegagalan? Herzberg menarik kesimpulan bahwa jawaban yang diberikan oleh orang – orang yang merasakan baiknya pekerjaan adalah lain dari jawaban orang – orang yang merasakan ketidakpuasan atas pekerjaannya dimana didalamnya ada motivator kerja dan ada faktor higiene dalam bekerja.
0 komentar:
Posting Komentar